Brand Internasional

Definisi awal dari brand sendiri adalah nama dari produk atau jasa yang berasal dari sumber yang spesifik. Dengan menggunakan pengertian ini, kata brand sendiri sama artinya dengan istilah “trademark” atau merek dagang.

Senin, 05 Desember 2022

Jenis-Jenis Kulit yang Sering Digunakan untuk Tas Hermes



BRAND INTERNASIONAL - Keunikan dari sebuah tas Hermes bukan hanya datang dari desain namun juga jenis kulit yang digunakan. Ada banyak jenis kulit yang digunakan oleh rumah mode yang telah berdiri sejak tahun 1837 tersebut.

Masing-masing dikembangkan dan mempunyai karakteristik unik tersendiri. Baik dari segi tekstur maupun warna. Ini juga menjadi salah satu faktor mengapa harga dari setiap tas lansirannya mahal, karena setiap tas terasa begitu personal.

Berikut sejumlah jenis kulit milik Hermes yang memiliki karakteristik unik.

a. Hermes Buffalo Skipper Leather

Dibuat dari kulit kerbau air. Dari segi tampilan kulit ini mempunyai tekstur grainy. Apabila jenis kulit ini diwarnai maka akan meresap hingga ke bagian tekstur, menciptakan efek spots atau bintik yang artistik.

Selain itu, kulit ini durable di mana mempunyai sifat tahan air dan goresan sehingga mudah untuk dibersihkan.

b. Hermes Togo Leather

Merupakan salah satu jenis kulit yang menjadi favorit para kolektor Hermes Birkin. Selain ringan dan lemas, tas ini bertekstur halus namun tetapi grainy.

Jenis kulit yang digunakan juga membuat tas tersebut terlihat kokoh, meskipun dengan seiring waktu dan pemakaian akan menjadi slouchy.

c. Hermesh Ostrich Leather Skin

Dikategorikan sebagai salah satu jenis kulit Hermes yang eksklusif dan mahal. Kulit burung unta ini mempunyai karakteristik unik di mana pori-pori yang terdapat padanya akan berubah menjadi gelap ketika kontak dengan kulit manusia.

Namun akan bercahaya jika terkena pancaran sinar seperti cahaya matahari dan lampu. Daya tarik lainnya adalah kulit ini terbilang durable sehingga apabila terkena noda yang tidak terlalu parah cukup dilap saja. Selain itu, kulit ini juga tahan air.

d. Hermes Epsom Leather

Resmi mulai digunakan pada tahun 2004, Epsom berbeda dengan jenus kulit lain di mana teksturnya merupakan buatan. Namun, ini menjadi keuntungan tersendiri di mana kulit menjadi kokoh dan antigores. Selain tas, kulit ini juga sering digunakan pada kreasi dompet dan travel goods/

e. Hermes Chevre de Coromandel Leather

Meskipun mempunyai tekstur lembut, Chevre de Coromandel Leather ternyata mempunyai sifat antigores. Jenis tas ini terbuat dari kulit kambing dengan berat yang ringan. Jenis kulit ini cocok untuk tas yang digunakan dalam keperluan sehari-hari.

f. Hermes Clemence Leather

Sebagai salah satu material klasik karena sudah digunakan sejak era 1980-an, Clemence dikenal dengan tampilan yang matte, berstruktur lemas namun lembut dan berat. Meskipun durable, jenis kulit ini tidak tahan air dan apabila terpapar oleh air hujan akan sulit dihilangkan.

g. Hermes Barenia Leather

Barenia leather dianggap sebagai salah satu material paling mahal dan ekslusif. Ini merupakan jenis kulit yang umum untuk dipakai dalam pembuatan pelana kuda dan terbuat dari kulit anak sapi. Meski tahan air dan goresan, kekurangan dari jenis kulit ini adalah sifatnya yang akan mengalami patina atau pelunturan warna seiring waktu.

Kelebihan dan Kekurangan Tas Hermes



BRAND INTERNASIONAL - Ketika ingin membeli tas, maka pilihlah ukuran tas berdasarkan kebutuhan dan sesuai gaya. Tidak ada aturan tentang ukuran apa yang paling tepat, karena segala sesuatu yang populer selalu berubah mengikuti trend mode yang ada.

Trend mode selalu berputar seperti siklus, suatu hari tas mini mungkin yang sedang populer dan tas besar membuat come back, begitu juga sebaliknya.

Mungkin ada juga orang yang mengatakan bahwa harus memilih ukuran yang sesuai dengan kerangka tubuh atau bahwa suatu ukuran tertentu adalah investasi yang lebih baik dari yang lain. Namun, pada akhirnya kebahagiaan kita sendiri yang paling penting, bahkan melebihi faktor lainnya.

Kelebihan dari tas Hermes, antara lain sebagai berikut.

  1. Bisa jadi tas pesta yang anggun dengan pakaian formal
  2. Terlihat elegan dalam suasana apapun
  3. Sebagai tas serbaguna dalam kegiatan sehari-hari
  4. Bekerja dengan baik dengan ukuran tubuh apapun
  5. Digemari para wanita Eropa
  6. Sebagai investasi terbaik dalam hal nilai dibandingkan dengan ukuran lain
  7. Cocok untuk tas kerja atau saat pergi liburan

Kelemahan dari tas Hermes, antara lain:

  1. Sangat langka sehingga sulit ditemukan
  2. Dengan kulit yang lebih kaku, tas mempunyai tampilan yang lemas dan tidak terstruktur karena ukurannya besar
  3. Tidak dapat menjadi cuku berat bahkan saat kosong karena bahan kulit yang digunakan cukup tebal
  4. Lebih jarang tersedia dan lebih sedikit permintaannya

Sejarah Brand Hermes



BRAND INTERNASIONAL - Hermes melakukan sebagian besar produksinya di Prancis di 43 lokasi produksi. Untuk jaringan distribusi internasionalnya terdiri dari 306 toko yang terbesar di 45 negara. Produsen tas pertama kali berdiri pada tahun 1837 yang dikelola oleh Thierry Hermes.

Thierry Hermes mendirikan perusahaan barang mewah di Paris dengan membuka bengkel dan memproduksi sadel serta melayani perdagangan kereta di era itu.

Pada tahun 1880, Charles Emile Hermes putra Thierry Hermes memindahkan bengkel ke daerah 24 Faubourg Saint Honore dan membuka toko. Toko ini kemudian menjadi toko ikonik Hermes.

Perusahaan ini memperluas bengkel mereka dengan mencoba memproduksi serta merancang tas hampir setengah abad kemudian. Namun, perang berdampak besar pada kebutuhan hidup masyarakat.

Pada tahun 1922, Emile Hermes anak dari Charles Emile Hermes mengubah arah bisnis keluarga akibat perubahan kondisi masyarakat pasca perang. Ia mendapat hak eksklusif untuk memakai sistem zip atau ritsleting untuk produk tasnya, yang kemudian dipakai untuk berbagai model tas di dunia.

Emile Hermes dikenal sangat kreatif. Di tahun 1925, di perusahaan keluarganya ini dia pertama kali merancang pakaian siap pakai pria pertama, jaket golf, jam tangan, dan perhiasan.

Pada tahun 1951, Emile Hermes menyerahkan perusahaan keluarga ini pada menantu laki-lakinya bernama Robert Dumas. Dumas berperan banyak dalam produksi di perusahaan ini seperti membuat syal sutra pertama, tas Kelly dan gelang Chaine d’ancre.

Sejak 1978 dan seterusnya, putra Robert Dumas, Jeans Louis secara bertahap mengurus perusahaan. Bisnis ini terus berkembang pesat. Hingga tahun 2006 atas permintaan Jean Louis Dumas bisnis diserahkan ke Patrick Thomas, mantan tangan kanannya dan Managing Director grup dari tahun 2003-2006.

Dia mendesentralisasikan perusahaan ini dengan mengembangkan ke seluruh dunia. Patrick Thomas juga memastikan transisi antara dua generasi hingga penunjukan Axel Dumas sebagai Executive Chairman pada tahun 2013 . Axel Dumas membawa bisnis ini ke ranah digital dengan mendesain ulang situs Hermes.com.

Fakta-Fakta Menarik Tas Hermes



1. Berawal dari pesawat terbang

Kisah ini dimulai dari kisah Jane Birkin, dalam penerbangan Paris ke London aktris Inggris ini kebetulan duduk di sebelah kepala eksekutif Hermes, Jean-Louis Dumas.

Jane dikenal sering membawa keranjang anyaman ke mana pun dia pergi dan menggunakannya untuk segala hal mulai dari membawa bahan makanan hingga popok.

Ketika dia mencoba memasukkan keranjangnya yang terkenal di kompartemen atas, tutupnya terlepas sehingga menumpahkan isi ke mana-mana. Ia mengeluh kepada teman duduknya di pesawat bahwa dia sulit menemukan tas akhir pekan yang disukainya.

Dumas pun memperkenalkan dirinya sebagai kepala Hermes, dan pasangan itu menghabiskan penerbangan membuat sketsa desain tas tangan impian Jane.

2. Dihadiahkan kepada Jane satu tahun kemudian

Satu tahun kemudian, Dumas menghadiahkan Jane dengan tas Birkin. Desain tas dengan kulit yang luas namun canggih, sehingga sepurna untuk penggunaan sehari-hari. Saku yang ada di tas tersebut membuat sangat fungsional dan penutup tas untuk mencegah apa pun yang tumpah.

3. Terbuat dari bahan premium

Hermes membuat tas di Prancis menggunakan bahan premium seperti kulit anak sapi, kulit buaya, bahkan kulit burung unta. Setiap tas yang dibuat menggunakan keterampilan tangan secara langsung.

4. Saat diluncurkan belum popular

Meskipun menjadi salah satu tas paling eksklusif dicari saat ini, sebenarnya tas ini tidak begitu populer saat pertama kali diluncurkan.

Pada tahun 1990-an Birkin menjadi salah satu tas terbaik di era tersebut, dan sekarang menjadi simbol status pamungkas.

5. Victoria Beckham dan Jamie Chua mempunyai koleksi terbanyak di dunia

Victoria Bechkam mempunyai koleksi lebih dari 100 Birkin, diperkirakan bernilai lebih dari $ 2 juta atau Rp 28,7 milyar.

Sementara sosialita dan pengusaha Singapura Jamie Chua dianggap mempunyai koleksi Birkin terbesar di dunia dengan lebih dari 200 tas.

6. Tidak bisa langsung membeli di toko Hermes

Kita tidak bisa langsung masuk ke toko Hermes dan mendapatkannya. Jika tidak ada daftar tunggu, saat ini yang bisa dilakukan hanya berharap menjadi orang yang cukup penting atau menghabiskan cukup uang untuk ditawari tas Hermes. Jika ditawari, maka jangan harap dapat memilih warna atau ukuran.

7. Hermes membatasi koleksinya

Hermes juga membatasi jumlah tas Birkin yang dapat dibeli konsumen per tahunnya. Hal ini untuk menjaga eksklusivitas tas.

8. Pembuatan Birkin membutuhkan waktu 48 jam dari awal hingga akhir

Dalam membuat tas, dibutuhkan waktu dua hari penuh. Setiap tas Hermes dibuat oleh satu pengrajin yang mempunyai seperangkat alat pribadinya sendiri. Karena sifatnya yang sangat individual dari prosesnya, maka tidak ada dua Birkin yang identik.

9. Birkin jauh lebih baru dari seri Kelly

Meskipun Birkin umumnya dilihat sebagai simbol Hermes, tas ini jauh lebih baru daripada Kelly. Kelly diciptakan pada tahun 1935 sebagai Sac Depeches yang kemudian berganti nama pada tahun 1956 ketika Grace Kelly terkenal membawanya untuk menutupi perut hamilnya. Pada tahun 1984 sebanyak 49 tas Birkin diciptakan.

10. Birkin termahal yang pernah dijual seharga $ 383.522 atau sekitar Rp 5,5 miliar

Pada bulan November, Hermes Himalaya Birkin memecahkan rekor di lelang Christie’s Hong Kong terjual $ 383.522 atau Rp 5,5 miliar.

Minggu, 27 November 2022

SEJARAH BRAND LOUIS VUITTON



Bagi sobat pecinta produk fashion pasti sudah familiar dengan salah satu brand terkenal dunia, Louis Vuitton. Sebuah brand yang kental dengan nuansa mewah ini memang memang menjadi incaran kalangan sosialita. Tak heran memang, karena Louis Vuitton pada periode 2006 – 2012 secara berturut-turut dinobatkan sebagai brand paling beharga dan bernilai komersial tinggi di kancah internasional dengan nilai mencapai US $ 28,4 miliar serta keuntungan bersih US$ 9,4 miliar di tahun 2013 9nagapoker.

Berhasil beroperasi di 50 negara dengan lebih dari 460 toko tentu saja bukanlah pencapaian yang mudah. Apalagi kekayaan yang dicapai pendiri brand ini bukanlah berasal dari warisan keluarga, namun memang dari kerja keras seorang pemuda asal Prancis Timur yang memulai karirnya dari nol. Bagaimana kisah selengkapnya? Sejarah Louis Vuitton akan dibahas secara lengkap di artikel ini idngoal.

Mengenal Sosok Pendiri Louis Vuitton

Louis Vuitton sebagai rumah mode dan perusahaan ritel mewah asal Prancis ini didirikan oleh seorang pria yang lahir di Anchay pada 4 Agustus 1921 bernama yang sama dengan brand-nya, ialah Louis Vuitton. Ia hidup di bawah garis kemiskinan bersama para pekerja kelas bawah di Prancis Timur.

Ayahnya yang bernama Xavier Vuitton adalah seorang petani dan ibunya Coronne Gaillard adalah tukang giling. Tak ada yang mewah dari kehidupan remaja seorang pendiri brand kelas dunia ini. Apalagi sejak ibunya meninggal pada saat ia berusia 10 tahun, ayahnya memutuskan untuk menikah lagi.

Setelah ayahnya menikah lagi, tak banyak yang berubah dari keseharian Vuitton selain membantu ayahnya bekerja. Sikap ibu tirinya yang terlalu keras pun membuat Vuitton yang saat itu berusia 14 tahun memutuskan untuk meninggalkan rumah dan mencoba mengadu nasibnya di Paris yang berjarak lebih dari 292 mil dari kampung halamannya.

Tahukah sobat, Louis kecil menempuh perjalanan ke Paris dengan berjalan kaki dan menghabiskan waktu selama 2 tahun. Tentu saja ini tidak mudah bagi seorang remaja yang masih berusia di bawah 17 tahun hidup sendiri tanpa pekerjaan. Sesekali, ia harus berhenti berjalan dan bekerja serabutan untuk mempertahankan hidupnya.

Tepat di tahun 1837, Vuitton tiba di Paris dan memutuskan bekerja magang di suatu bengkel pengepakan koper dan kotak yang ternama pada saat itu. Profesi ini memang cukup terkenal dan dipandang baik, karena ia berinteraksi secara langsung dengan para bangsawan kota setempat. Vuitton juga berhasil menjadi orang penting selama bekerja karena jenjang kariernya terbilang cepat. Selama bekerja di tempat ini, Vuitton terus mempelajari apa yang dibutuhkan para orang kaya dengan harapan ia bisa memiliki usahanya sendiri.

Kelahiran Brand Legendaris
Sejak menikah pada tahun 1854 dengan seorang wanita bernama Eelie Priaux, Vuitton kemudian membuka industri pengepakan sendiri di Rue Neuve des Capucines, Paris. Di sinilah ide itu berawal. Vuitton membuat koper dan tas yang laku keras di pasaran.

Baca Juga: Mengulik Sejarah Nike, Merek Sepatu yang Terkenal dengan Logo Swoosh-nya
Di tahun 1858, dirinya mengenalkan sebuah produk koper datar dengan tepian besi dan kayu. Bukan sebuah koper yang dilapisi kulit, koper ini justru dilapisi kanvas Trianon abu-abu yang sangat kuat, kedap udara, dan kedap terhadap air. Tak butuh waktu lama untuk produk ini menjadi terkenal di Paris karena keefektifannya saat ditumpuk selama pelayaran di masa itu.

Demi melindungi hak cipta dan desain produk koper kanvas tersebut, Vuitton ikut berpartisipasi dalam Pameran Universal di Paris pada tahun 1867. Vuitton kemudian membuat desain tambahan berupa garis krem dan coklat. Sejak pameran itu, perusahaan Vuitton terus berkembang pesat hingga tiba di tahun 1885, perusahaan memberanikan diri untuk berekspansi ke Oxford, London.

Bersamaan dengan hadirnya sebuah produk baru dengan pola Kanvas Damier bertuliskan “marque L. Vuitton depose” atau jika diartikan “merek dagang Louis Vuitton”. Di sinilah sebuah brand bernama Louis Vuitton dilahirkan. Namun tak selang lama dari itu, Vuitton meninggal dunia pada tahun 1892 dan perusahaan dialihkan ke putranya yang bernama Georges Vuitton.

Ekspansi ke Pasar Internasional
Georges Vuitton berkomitmen untuk terus mengembangkan bisnis ayahnya hingga dapat dilihat mata dunia. Hal ini dibuktikkannya pada sebuah kampanye skala internasional pada tahun 1893 di Chicago World’s Fair untuk mengenalkan perusahaannya. Sebuah desain tas kanvas monogram yang hingga saat ini dikenal sebagai ciri khas dari produk-produk Louis Vuitton, berhasil dipatenkan pada tahun 1896.

Baca Juga: 8 Merek Pakaian Branded Asal Spanyol untuk Tampil Modis dan Kekinian
sejarah asal asul awal mula louis vuitton merek fashion branded terkenal dunia bagus terkenal paling mewah dunia bisnis perusahaan profil pabrik produsen toko gerai outlet cabang koleksi model terbaru 

Jika Kamu penggemar Louis Vuitton, mungkin familiar dengan desain grafis berupa quatrefoils dan bunga dengan dominansi warna coklat. Demi mencegah peniruan di kalangan pihak-pihak tak bertanggung jawab, desain tersebut pun dipatenkan.

Tak berhenti di situ, Georges di tahun yang sama juga mengunjungi Amerika Serikat untuk mempromosikan produk-produkya di beberapa kota besar seperti New York, Philadelphia, dan Chicago. Georges juga mengenalkan produk tas baru bernama Steamer Bag pada tahun 1901.

Tepat di tahun 1913, Georges berhasil membuka Gedung Louis Vuitton di Champs-Elyess yang merupakan sebuah toko produk-produk tas terbesar di dunia pada saat itu. Tak butuh waktu lama, toko-toko lainnya juga berhasil di buka di London, New York, Bombay, Washington, Alexandria, dan Buenos Aires bertepatan dengan dimulainya masa Perang Dunia I.

Generasi Ketiga Louis Vuitton

Di tahun 1930, Georges mengenalkan sebuah tas yang khusus digunakan untuk membawa sampanye, diberi nama tas Noe bersamaan dengan rilisnya tas Louis Vuitton Speedy. Pada periode ini memang ada banyak produk tas baru dari Louis Vuitton yang berhasil menarik perhatian pasar internasional, terutama untuk mendukung kebutuhan saat perang. Sehingga tak heran jika produk-produk tas dari Louis Vuitton banyak dilirik oleh kalangan bangsawan. Di tahun 1936, Georges Vuitton meninggal dunia dan digantikan putranya yang bernama Gaston-Louis Vuitton sebagai generasi ketiga di Louis Vuitton Company.

sejarah asal asul awal mula louis vuitton merek fashion branded terkenal dunia bagus terkenal paling mewah dunia bisnis perusahaan profil pabrik produsen toko gerai outlet cabang koleksi model terbaru lv.

Mitos generasi ketiga dibantahkan oleh Gaston-Louis Vuitton yang justru dapat mengembangkan perusahaan ke arah yang lebih baik. Ia memasukkan produk berbahan kulit seperti tas dan dompet. Dirinya juga menerbitkan sebuah tas silinder yang hingga saat ini masih cukup populer bernama Papillon di tahun 1966. Gaston berhasil meraih pendapatan perusahaan mencapai 70 juta Franc di tahun 1977 atau setara dengan US $14,27 juta. Gaston membawa perusahaannya ke Osaka dan Tokyo, Jepang, dengan mendirikan sebuah butik Louis Vuitton.

Tahun-tahun terbaik bagi perusahaan Louis Vuitton atau yang sering disebut “LV” ini di mana mereka dapat memperluas brand-nya hingga ke tanah Asia, dimulai dari Taipei, Taiwan pada tahun 1983 dan Seoul, Korea Selatan pada tahun 1984. Hingga memasuki tahun 1988, keuntungan Louis Vuitton berhasil meningkat 49% lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Sehingga di tahun 1989, 130 butik Louis Vuitton sudah dioperasikan di berbagai wilayah di dunia.

Sejak Yves Carcelle ditunjuk menjadi presiden LV di tahun 1992, perusahaan ini juga turut merambah pasar China dengan mendirikan butiknya di Palace Hotel di Beijing. Koleksi tas kulit Taiga dan Voyager Avec diperkenalkan di butik baru tersebut. Perusahaan LV masih terus stabil hingga Marc Jacobs menjadi Direktur Artistik pada tahun 1997.

Awal ekspansi LV ke pasar internasional pada masa generasi kedua memang tak banyak mengalami kendala. LV menunjukkan kestabilannya dalam hal penjualan dan kondisi finansial. Apalagi, perusahaan ini juga pernah menjalin kerja sama dengan pemerintahan Nazi pada masa Perang Dunia II. Sehingga tak sulit bagi LV untuk unjuk gigi di dunia mode kelas mewah di ajang Internasional.


Upaya Pemasaran Louis Vuitton

Persaingan yang ketat di dunia mode fashion tentu saja pernah menghantui perusahaan Louis Vuitton. Apalagi mulai periode tahun 2001, sudah banyak produk-produk dari brand lain yang juga sedang berkembang pesat. Demi mempertahankan eksistensinya di tengah ancaman brand yang tak kalah mewah seperti Hermes dan Gucci, Louis Vuitton punya strategi sendiri untuk bertahan di pasar.

LV menggandeng model, musisi, dan aktor kelas dunia seperti Jennifer Lopez, Madonna, Keith Richards, Sean Connert, Matthias Schoenaerts, Michelle Williams, Angelina Jolie, Hayden Christensen, Jeniffer Connely, Giesele Bundchen, dan tak ketinggalan David Bowie di program kampanye produk Louis Vuitton.

Tak tanggung-tanggung, di tahun 2007, LV menghadirkan mantan pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, dalam sebuah iklan bersama dengan Catherine Deneuve dan Steffi Graf. Beberapa rapper terkenal seperti Bihemia, Kanye Wes, Wiz Khalifa, dan Juicy J juga ikut berpartisipasi dalam memasarkan Louis Vuitton melalui lagu-lagu mereka.

Pada tahun 80-an, memang produk-produk Louis Vuitton lebih banyak dipasarkan melalui papan-papan reklame pinggiran jalan besar dan majalah. Namun seiring berjalannya waktu, perusahaan ini bahkan membuat iklan tidak hanya tayang di televisi saja, tapi juga di layar bioskop. Sebuah terobosan yang sangat inovatif pada saat itu.


Brand Paling Berpengaruh di Dunia

Michael Burke yang menjadi CEO terbaru di perusahaan Louis Vuitton berhasil mencetak prestasi dengan membawa LV menjadi brand paling berpengaruh di tahun 2017 menurut Interbrand, sebuah perusahaan konsultan merek dagang ternama di Amerika, Louis Vuitton menjadi brand teratas untuk kategori produk yang paling bernilai dengan performa finansial yang sangat baik. Berbagai data juga menunjukkan bahwa brand ini memang memiliki pengaruh besar terhadap keputusan konsumen untuk memilih produk.

Tak hanya itu saja, perusahaan Louis Vuitton telah memimpin harga pasar dunia untuk perusahaan kelas fashion premium. Apalagi sejak kemunculan produk tas Kusama Pumpkin Minaudiere yang dijual dengan harga yang sangat melambung tinggi, yakni mencapai US $ 133.400 atau setara dengan Rp. 1,57 miliar. Meskipun mahal dan mewah, tas ini mampu membuat kalangan papan atas rela balapan pre order demi mendapatkan edisi terbatasnya. Hingga saat ini, hanya ada 5 tas serupa yang sudah diproduksi perancangnya, Yayoi Kusama.

Buat kalian yang ingin berburu tas karya Louis Vuitton, sebaiknya langsung membeli dari butik resmi milik perusahaan ini yang sudah ada di beberapa wilayah di Indonesia untuk menghindari produk palsu. Meskipun lebih terkenal sebagai brand yang mengeluarkan tas, Louis Vuitton juga banyak menghadirkan produk sepatu, busana, dan parfum yang tak kalah populer.

Nah, jadi itulah kisah di balik suksesnya brand asal Prancis yang banyak digandrungi kaum sosialita. Dari cerita LV tersebut, bisa disimpulkan bahwa sukses itu dibentuk dan diperjuangkan, bukan sekedar warisan saja. Tinggal bagaimana kalian mau untuk memulainya betcepat.

RAHASIA DIBALIK MAHALNYA BRAND SUPREME



Salah satu rahasia dari suksesnya produk Supreme adalah karena kelangkaan dan harga yang fantastis. Hal itu membuat produk Supreme terkenal eksklusif. Kalau kamu belum tau, Supreme merupakan produk streetwear asal Amerika Serikat, yang didirikan oleh James Jebbia pada tahun 1994 9nagapoker.

Supreme bermula dari sebuah toko kecil di Lafayette Street, New York, dan kini berubah menjadi ikon global idngoal.

Kisaran harga awal produk sebenarnya terjangkau untuk kualitas produk yang mereka hasilkan. Namun, yang mendorong harga melambung adalah produk yang tidak dibuat secara massal.

Oleh karena itu, jumlah produk yang terbatas mendorong kenaikan harga. Perlahan tapi pasti, harga produk Supreme pun kini melambung tinggi.

Alasan utama mengapa brand Supreme digilai para pecinta hypebeast di seluruh dunia yaitu karena desainnya yang simpel dan gaul, serta sering digunakan oleh para selebriti dunia, mulai dari selebriti hollywood hingga Idol KPop, seperti Seulgi Red Velvet dan J-Hope BTS. 

James Jebbia yang merupakan seorang pengusaha dan desainer kelahiran Amerika Serikat yang mendirikan Supreme dengan budget sebesar USD 12.000 atau sekitar 160 juta.

James Jebbia dilahirkan pada tanggal 22 Juli 1963 di Amerika Serika. Ayahnya bekerja sebagai tentara di Angkatan Udara Amerika Serikat, dan ibunya bekerja sebagai seorang guru. Namun di usia 10 tahun, orang tua dari James Jebbia bercerai.

Di usia 18 bulan, James yang masih balita pindah ke Inggris. Ia baru kembali ke Amerika saat berusia 19 tahun dan tinggal di kota New York pada tahun 1983 dan menyewa apartemen seharga 500 dollar kala itu.

James Jebbia kemudian mendapatkan pekerjaan di Parachute, sebuah toko pakaian dan skate terletak di SoHo, sebuah wilayah di Lower Manhattan, New York City.

Dari sinilah semuanya berasal. Toko tempat James Jebbia bekerja memiliki banyak pelanggan yang terkenal seperti Michael Jackson dan juga Gary Numan. Namun tak lama kemudian, James Jebbia memutuskan untuk keluar dari pekerjaanya dan ingin memulai bisnis sendiri hingga berdirilah Supreme.

Sekarang, produk ini telah mencapai puncaknya. Setelah barang-barang tersebut dijual kembali di pasar barang bekas, penawaran terus berdatangan dengan harga hingga dua kali lipat dari harga sebelumnya.

Terhitung hingga bulan Oktober 2019 lalu, Supreme memiliki 12 toko yang tersebar di 4 negara yaitu meliputi Amerika Serikat, Paris, London, dan Jepang.

Sebagian besar toko Supreme berada di Jepang, dengan total 6 toko yang berada di berbagai daerah meliputi  Daikanyama (berdiri tahun 1998), Osaka (berdiri tahun 1998), Fukuoka (berdiri tahun 1998), Harajuku (berdiri tahun 2006), Nagoya (berdiri tahun 2008), dan Shibuya (berdiri tahun 2012). Supreme juga merupakan salah satu brand streetwear terlaris di Jepang.

Untuk meningkatkan popularitas dan daya jualnya, Supreme juga berkolaborasi dengan berbagai brand ternama lainnya. Supreme pernah bekerja sama dengan Louis Vuitton (LV), Nike /Air Jordan, Vans, Clarks, hingga Lacoste.

Di Singapura, ketika 'Louis Vuitton x Supreme' dirilis, banyak orang rela antre berhari-hari demi mendapatkannya.

Selain menjual produk fashion dan skateboard, Supreme juga menjual produk lain yang terbilang cukup unik yaitu batu bata. Meski terbilang cukup unik karena di jual di toko fashion dan skateboard, namun produk yang diluncurkan pertengahan tahun 2016 lalu diburu banyak orang.

Lalu, pada tahun 2018 lalu, Supreme berhasil mendapatkan perhargaan sebagai 'Menswear Designer of the Year'  di Council of Fashion Designers of America Awards (CFDA).

Piala kemenangan Supreme di ajang penghargaan fashion paling bergengsi di dunia tersebut, diterima secara langsung oleh pendiri Supreme, James Jebbia. Dengan mendapatkan perhargaan prestisius tersebut, secara tak langsung akan semakin meningkatkan popularitas Supreme di dunia fashion.

Terbaru, Supreme kembali berkolaborasi dengan produk camilan yang disukai banyak orang di seluruh dunia, Oreo. Meski belum rilis, banyak yang sudah melelang Oreo Supreme ini dengan harga hingga Rp50 juta betcepat.

SEJARAH BERDIRINYA BRAND COACH



Coach adalah salah satu brand mewah asal New York yang dikenal atas kualitas baik dengan harga cukup terjangkau dalam kategorinya. Brand mid-luxury yang populer berkat tas stylish, kini semakin dikenal oleh orang Indonesia sebagai salah satu brand favorit mbak SCBD. Ya, lanyard Coach menjadi salah satu “mbak - mbak SCBD starter pack” yang kerap diperbincangkan di media sosial. Namun tidak terbatas pada aksesori, brand Coach juga menyediakan pakaian yang tidak kalah modis 9nagapoker.

Selama 81 tahun eksis dan berkarya, tentu terdapat sejumlah fakta menarik dari sejarah Coach. Penasaran apa saja? Yuk simak fakta berdirinya brand Coach dari rangkuman berbagai sumber ini idngoal!

Sejarah Berdirinya Brand Coach

1. Berawal dari workshop kulit milik keluarga

Berdiri tahun 1941, brand Coach berawal dari bisnis keluarga berupa workshop dompet kulit di New York. Pasangan suami-istri, Miles dan Lilian Cahn, bergabung dalam usaha kecil tersebut di tahun 1946 karena keahlian mereka di bidang barang material kulit dan manufaktur tas kulit. Butuh waktu 4 tahun hingga pasangan Cahn dipercaya untuk mengambil alih bisnis keluarga dengan nama Manhattan Leather Bags sebelum berubah menjadi Coach Leatherware.

2. Ekspansi pembuatan tas perempuan

Fokus bisnis Coach pada awalnya adalah aksesori laki-laki dari kulit. Namun Lilian mencetuskan ide untuk memproduksi tas perempuan dengan material kulit yang tengah dikembangkan suaminya––material kulit terinspirasi dari karakteristik sarung tangan baseball.

Koleksi pertama yang terdiri dari 12 tas perempuan laris dipasaran sehingga mereka memutuskan untuk fokus pada produk baru ini. 

Cahn pun merekrut Bonnie Cashin, desainer sportswear, pada tahun 1961. Ia membuat tas perempuan semakin revolusioner dengan tambahan kantung sisi, kantung koin, dan warna yang lebih cerah dibandingkan biasanya. Cashin juga otak dibalik logo ikonis Coach, kereta kuda, yang diperkenalkan sejak 1962, Beauties!

3. Puncak popularitas & perubahan nama perusahaan

Pengembangan bisnis global Coach didongkrak oleh Lew Frankfort sebagai CEO dan Reed Krakoff sebagai direktur kreatif sejak tahun 1996. Prinsip mereka adalah membuat produk yang fungsional, ringan, trendi, tapi tetap terjangkau––4 nilai yang hingga kini dipegang label Coach. Berkat transformasi tersebut, tas Coach mencapai puncak popularitas di era 90an. Krakoff juga menuangkan ide kreatifnya pada aksesori lain, seperti tali jam tangan, dompet, case handphone, dan lainnya, Beauties. 

Bisnis keluarga skala kecil pun kian berkembang hingga menjadi perusahaan fashion global. Mereka pun mengganti nama menjadi Coach, Inc. pada tahun 2000. Namun sejak tahun 2017, Coach, Inc. kembali mengubah nama perusahaan menjadi Tapestry, Inc. di mana perusahaan induk tersebut menaungi label Coach New York, Kate Spade New York, dan Stuart Weitzman.

4. Monogram double C yang ikonis

Cetakan double C yang kini sering ditemukan pada berbagai aksesori, seperti tas atau lanyard Coach, pertama diperkenalkan pada Signature Collection tahun 2001, Beauties. Koleksi tas minimalis dengan eksterior kulit bermotif huruf C ini menjadi daya tarik tersendiri. Jacquard double C yang mudah dikenali sekarang menjadi ikonis dan bisa ditemukan pada mayoritas produk Coach betcepat